Servis

Sparepart

Jual Beli

Rental Laptop

Pembuatan Website

Peringatan Hari Kemerdekaan yang Tak Biasa

Denasri Wetan, Batang- Hari Kemerdekaan memang bukanlah hari yang biasa. Peringatan besar kemerdekaan bangsa Indonesia sudah sepatutnya diperingati dengan semangat baru dan jiwa nasionalisme oleh seluruh warga negara republik Indonesia. Tak luput juga warga desa Denasri Wetan.
Tepat pada tanggal 17 Agustus, warga melaksanakan upacara pengibaran bendera di lapangan masjid Jami’ Baiturrahim pukul 08.15 WIB. Upacara ini merupakan upacara bendera pertama kalinya di desa Denasri Wetan yang dihadiri oleh warganya. Tokoh-tokoh yang mempelopori upacara ini berasal dari dusun 03, dibantu Tim Mahasiswa KKN II Universitas Diponegoro sebagai petugas upacara.
Upacara pengibaran bendera berjalan dengan lancar dan khidmat. Terlihat sekali antusiasme warga Denasri Wetan, baik remaja maupun dewasa. Bahkan anak-anak pun mengikuti upacara dengan tertib. Sambil membawa bendera merah putih di tangan, mereka juga ikut bernyanyi lagu nasional dengan penuh kebanggaan. Ketua RT 003 yang menjadi pembina berharap kepada para remaja agar meneruskan menjadi petugas upacara setelah Tim Mahasiswa KKN II Universitas Diponegoro dipulangkan kembali.
Setelah upacara selesai, ada satu kegiatan besar menanti warga Denasri Wetan. Mungkin jalan sehat terdengar umum di telinga masyarakat. Namun bagaimana dengan jalan sehat diiringi karnaval dan festival kostum? Tentu bukanlah hal yang umum didengar dalam peringatan hari kemerdekaan.

Kreatif dan inovatif memang pantas disematkan kepada warga Denasri Wetan. Pasalnya, kostum yang mereka tampilkan bukanlah kostum yang terlihat biasa. Ide-ide yang didapat warga Denasri Wetan berasal dari lingkungan desa ini sendiri yang kebanyakan warganya bekerja sebagai petani dan nelayan, serta dari kegiatan sehari-hari warga. Misalnya saja nenek-nenek yang memakai baju SD, tokoh pahlawan, orang yang terlihat seperti ditarik ayam, kaula muda yang terlihat seperti digendong oleh ibunya padahal memakai mannequin, dan kostum-kostum aneh lain yang diluar nalar.
Jalan sehat ini dimulai dari RW 04 hingga Balai Desa yang merupakan tempat penilaian oleh juri. Tim Mahasiswa KKN II Universitas Dipoengoro turut serta mengikuti kegiatan jalan sehat bersama warga. Lagi-lagi sambutan warga dengan Tim Mahasiswa KKN II Universitas Diponegoro sangatlah positif. Warga juga meminta Tim Mahasiswa KKN II Universitas Diponegoro membantu memberi penilaian juri.
Jalan sehat pun lantas mengundang gelak tawa warga desa yang melihatnya. Tingkah laku aneh para peserta karnaval menjadi tontonan warga. Terlebih ketika ada seorang kakek tua yang diangkut dengan gerobak seolah-seolah sedang sakit ditemani bidan desa. Gelak tawa pun makin menjadi-jadi. Jalan sehat dan karnaval kostum ini berakhir kurang lebih pukul 11.00 WIB. Sudah sepatutnya ide-ide kreatif ini dijadikan panutan perayaan hari kemerdekaan yang tak biasa.

Tinggalkan komentar